salah satu
bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah
adalah Bahasa Arab. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran
yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan,dan membina kemampuan
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun
produktif.
Pembelajaran
Bahasa Arab di MI
Penulis:
Ninik
Wahyuni
Menurut
Al-Ghazzawi yang dikutip kembali oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan oleh masarakat dunia, yang
dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 (dua ratus juta) umat manusia dan bahasa
ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 (dua puluh) Negara. Bahasa Arab
adalah salah satu bahasa hidup, yang dipakai sehari-hari dan merupakan bahasa
resmi di Saudi Arabia, Marokko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mesir, Sudan,
Lebanon, Syria, Irak, Kuwait, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Palestina, dan
beberapa negara di semenanjung Arabia. Di samping itu bahasa Arab juga
merupakan bahasa kitab suci al-Qur'an dan al-Hadist. Bahasa Arab adalah bahasa
ilmu pengetahuan agama Islam. Disamping digunakan sebagai alat komunikasi bahasa
Arab juga dipakai sebagai bahasa ilmu pengetahuan, sehingga sangat menarik
untuk dipelajari. Dalam ritual ibadah khususnya sholat, haji, dan doa juga
menggunakan bahasa Arab.
Dari
uraian singkat di atas, dapat dipahami bagi siapa saja yang ingin mempelajari
ilmu pengetahuan agama Islam lebih mendalam, sebelumnya ia perlu menguasai
bahasa Arab, karena dengan menguasai bahasa Arab pintu gerbang untuk mendalami
al-Qur'an, hadist dan ilmu pendukungnya menjadi terbuka.
ôs)s9ur ãNn=÷ètR óOßg¯Rr& cqä9qà)t $yJ¯RÎ) ¼çmßJÏk=yèã Öt±o0 3 Üc$|¡Ïj9 Ï%©!$# crßÅsù=ã Ïmøs9Î) @ÏJyfôãr& #x»ydur îb$|¡Ï9 ?Î1ttã êúüÎ7B ÇÊÉÌÈ
Artinya:
dan
Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran
itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa
orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam,
sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang. (QS. An-nahl:103)
Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.[1]
Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu
bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah
adalah Bahasa Arab. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran
yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan,dan membina kemampuan
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun
produktif. Kemampuan represtif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang
lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan
berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab sangat penting
dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadis,serta
kitab-kitanb berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
Oleh karena itu ,bahasa Arab di madrasah
dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat
keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak
(istima’), berbicara (kalam), membaca( qira’ah) , dan menulis ( kitabah).[2]
A.
Keterampilan
Menyimak (Istima’) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI.
Salah satu keterampilan berbahasa adalah menyimak, secara kronologis
menyimak adalah keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh anak.
Setelah anak dapat menyimak, mereka baru dapat berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan menyimak hakikatnya merupakan proses mendengarkan lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,apresiasi,serta interpelasi untuk
memperoleh informasi,menangkap isi,serta memahami makna komunikasi yang
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran ( bahasa lisan ).
Dalam kehidupan
sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan yang menuntut
keterampilan menyimak sepeti percakapan
dalam lingkungan keluarga, teman sekelas dan tetangga. Begitu juga dengan para
siswa yang mengikuti proses pembelajran harus mampu menyimak bila ingin maju
dalam pendidikannya. Dan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan
pembelajaran bahasa lisan khususnya menyimak dan berbicara adalah memilih
teknik yang tepat. Ketika memilih teknik untuk membahas suatu topik tentunya
harus mempertimbangkan kemampuan guru, tingkat pemahaman siswa, serta
karakteristik kelas karena setiap kelas memiliki, karena setiap kelas memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda-beda. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih teknik yang tepat dalam pengajaran menyimak,
yaitu sebagai berikut:
- Kemampuan menyimak adalah kemampuan yang pertam-tama dimiliki siswa, apalagi jika mereka belum diperkenalkan pada bahasa tulis
- Menyimak tidak seperti membaca
- Materi menyimak harus menarik, jelas dan pemilihan kata yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahaman siswa
- Melalui kegiatan menyimak dapat menghidupkan suasana kelas yang tadinya positif menjadi aktif lagi
- Jangan selalu mengandalkan ketersediaan sarana penunjang.[3]
Adapun teknik
pengajaran menyimak dalam pengajaran Bahasa Arab di tingkat Sekolah Dasar atau
Madrasah yaitu sebagai berikut:
1.
Dengar dan Lakukan
a.
Instruksi
Guru melatih siswa dengan memberikan input
berupa instruksi yang selama pelajaran berlangsung. Pertama-tama guru
mengucapkan suatu instruksi dan melengkapi pernyataan tersebut dengan gerakan
kepada siswa apa uang harus dilakukan siswa. Biasanya model kalimat yang diucapkan
berupa kalimat perintah. Dengan begitu, semakin banyak dan bervariasi intruksi
yang digunakan oleh guru, semakin banyak pula perbendaharaan tata dan ungkapan
yang dimiliki siswa.
b.
Dengar dan Bergerak
Dengar dan bergerak merupakan salah satu
kegiatan menyimak yang melibatkan gerakan fisik. Para siswa akan antusias untuk
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan guru memiliki banyak peluang untuk
berkereasi kerena begitu banyak variasi gerakan fisik yang dapat dilakukan
bersama-sama dengan para siswa.
c.
Menirukan Cerita
Dalam kegiatan ini, guru menciptakan situasi
bercerita dan mengajak para siswa ikut dalam situasi cerita dengan melakukan
atau menirukan gerakan yang ada dalam cerita tersebut, seperti mendayung sampan
dan menarik tali. Dengan demikian, siswa akan senang dan selalu menunggu
gurunya mengajak melakukannya lagi.
d.
Menggambar atau Mewarnai Gambar
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling
disenangi siswa. Namun, menggambar atau mewarnai gambar itu memerlukan waktu
yang cukup lama. Jadi ketika guru memberikan input secara lisan, guru juga
harus memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan perbagian dari suatu gambar.
2.
Menyimak Untuk Tujuan Pemahaman
Dalam hal ini, siswa tidak lagi harus melakukan
kegiatan fisik, tetapi lebih pada pemahaman isi pesan secara keseluruhan.
Adapun ada beberapa teknik yang bisa dilakukan yaitu:
a.
Latihan Mengidentifikasi
Dalam latihan
ini guru mendeskripsikan salah seorang siswa atau bisa juga benda lain,
kemudian siswa yang lain akan menebak sesuatu yang baru dideskripsikan. Siswa
akan sangat terbantu jika guru menyediakan media seperti gambar, dan gambar
tersebut tidak harus bagus dan sempurna, tetapi sesuai dengan deskripsi yang
diberikan secara lisan.
b.
Mencari Kesalahan
Dalam latihan
ini, guru mendeskripsikan suatu gambara yang disertai teks yang mendeskripsikan
gambar tersebut, namun guru menyisipkan beberapa deskripsi yang tidak sesuai
dengan gambar. Lalu siswa diminta mengidentifikasi apa yang salah dari gambar
tersebut.
c.
Mengurutkan Gambar Sesuai dengan Urutan
Kejadiannya
Dalam kegiatan
ini, siswa diminta mengurutkan gambar harus sesuai dengan wacana yang dibacakan
oleh guru atau diperdengarkan melalui kaset. Oleh karena itu, dalam kegiatan
ini perlu disediakan media berupa gambar-gambar.
d.
Melengkapi Informasi yang Belum Tercantum
Guru bisa
memakai suatu teks pendek atau nyanyian dan menghilangkan beberapa kata, siswa
diminta melengkapinya sambil mendengarkan teks yang dibacakan oleh guru
e.
Mendengarkan dan Menirukan
Kegiatan ini
sangat menyenangkan bagi siswa karena mereka dapat bermain-main dengan bahasa
dengan contoh pengucapan, penekanan, intonasi dan irama yang bisa menggugah
semangat dan motivasi untuk berpartisipasi
f.
Latihan Pengucapan Intonasi
Dalam latihan
ini, guru memberikan input suatu pola, misalnya guru mengucapkan kalimat Tanya
dengan pengucapan dan intonasi yang benar, lalu siswa menirukan beberapa kali
secara bersama-sama kemudian satu-satu secra bergantian.
g.
Menyanyi
Siswa diminta
untuk menirukan baris-berbaris, kata-perkata dan pengucapannya harus benar.
Siswa pelan-pelan akan mulai menirukan dan akhirnya mereka dapat menyanyikan
satu lagu secara utuh. Setelah lancer satu lagu bisa disertai dengan gerakan
yang sesuai dengan arti kata dalam lagu tersebut.
h.
Mendengarkan Cerita
Dalam kegiatan
ini, guru bisa membaca cerita atau bercerita, kalau bercerita guru lebih
leluasa berimprovisasi dan melakukan gerakan dengan kedua tangan karena tidak
memegang buku, sedangkan membaca cerita guru harus memegang buku cerita dan
membacakan cerita tanpa mengubah apapun. Tapi untuk lebih menarik lagi,
tentunya harus disertai dengan improvisasi suara, ditambah gerakan dan ekspresi
wajah.[4]
B.
Keterampilan
berbicara (Maharat Kalam) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI
Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis
kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk
Bahasa Arab. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini
merupakan kelanjutan dari latihan menyiamak yang di dalam kegiatannya juga
terdapat latihan mengucapkan. Adapun sebelum melakukan pembelajaran tentang
keterampilan berbicara, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1.
Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Arab adalah
keterampilan yang mudah dikuasai
2.
Keterampilan berbicara diajarkan dengan model
yang benar
3.
Keterbatasan bahasa arab yang dimiliki oleh
siswa
4.
Pada saat siswa menanyakan hal yang tidak
diketahui maka guru harus segera menjawabnya atau memberitahu
5.
Kurangnya penggunaa baha arab pada saat mereka
berbicara
6.
Perlu ada keseimbangan antara aktivitas
terkendali dan terpadu
7.
Ada waktu yang tepat untuk memberikan koreksi
dan harus dilakukan dengan penuh pertimbangan.[5]
Bagi
seorang guru ataupun pengajar, pada saat kegiatan pembelajaran mereka tentunya
menetukakn suatu strategi atau teknik yang akan digunakan pada saat proses
pembelajaran. Dalam hal ini ada beberapa strategi ataupun teknik yang dapat
dilakukan oleh seorang guru untuk keterampilan Bahasa Arab secara lisan dalam
hal keterampilan yang sifatnya berbicara. Adapun dalam pembagiannya dibagi
kedalam dua hal, yaitu:
1.
Strategi pembelajaran kalam (berbicara)
Sebagai langkah
awal yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran kalam yaitu:
a.
Bagi pembelajar mubtadi’ (pemula)
1.
Guru melatih berbicara dengan memberi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
2.
Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk
belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran
3.
Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang
dijawab oleh siswa sehingga berakhir membentuk sebuah tema yang sempurna
4.
Guru bisa menyuruh siswa menjawab
latihan-latihan, menghafal percakapan, atau menjawab pertanyaan dari teks
b.
Bagi pembelajar mutawasith (lanjutan)
1.
Belajar berbicara dengan bermain peran
2.
Berdiskusi tentang tema tertentu
3.
Bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada
siswa
4.
Bercerita tentang informasi yang telah didengar
dari tv, radio ataupun yang lain
c.
Bagi pembelajar mutaqaddim (tingkat atas)
1.
Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam
2.
Tema yang dipilih hendaknya menarik berhubungan
dengan kehidupan siswa
3.
Tema harus jelas
4.
Siswa memilih dua tema atau lebih, sesuai apa
yang mereka ketahui
2.
Teknik Pengajaran Kemahiran Berbicara
Pada dasarnya
tujuan dari latihan berbicara (pengucapan) adalah kemampuan ekspresi yaitu
mengemukakan ide atau fikiran atau
perasaan kepada orang lain. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka kita harus
mahir dalam berbicara.
Adapun hal yang
dapat dilakukan seorang guru dalam melatih siswa dalam berbicara, yaitu sebagai
berikut:
a.
Latihan asosiasi dan identivikasi, tujuannya
yaitu untuk melatih spontanitas, kecepatan dalam megidentifokasi dan
mengasosiasikan makna ajaran yang didengarnya. Misalnya, guru menulis di papan
tulis beberapa kategori atau jenis benda, siswa diminta meningatnya kemudian
guru membuat suatu kata benda dan siswa menyebutkan jenis benda tersebut.
b.
Latihan pada kalimat, dalam hal pula kalimat
ini pada dasarnya teknik pengajarannya sudah dibahas di bab qowa’id yang
didalamnya terbagi menjadi 3 latihan yaitu, latihan mekanis, latihan bermakna,
latihan komunikatif. Dan ketiga hal tersebut jika dipraktikan secara lisan
merupakan permulaan dari latihan percakapan.
c.
Latihan percakapan, dalam hal ini kita akan
memperboleh berbagai aspek yaitu bahasa, sosial budaya (sopan santun), gerak
gerik (bahasa tubuh). Banyak teknik yang dapat dilakukan dalam latihan
percakapan ini misalnya dalam model Tanya jawab, menghafalkan dialog,
percakapan terpimpin, percakapan bebas
d.
Bercerita, bercerita merupakan salah satu
kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, tapi terkadang siksaan bagi siswa karena
mereka tidak punya gambaran tentang apa yang akan diceritakan. Dan mendengarkan
cerita kadang juga menjenuhkan bagi siswa. Jadi dalam hal ini guru harus bisa
mengatasi masalah-masalah tersebut, misalnya dalam kejemuan dapat diatasi
dengaan cerita.
e.
Diskusi, ada beberapa model yang dapat
dilakukan yaitu sebagai berikut:
1.
Diskusi dua kelompok berhadapan
2.
Diskusi kelas bebas, guru memberi topik
kemudian siswa mengemukakan pendapatnya sesuai topic tersebut
3.
Diskusi kelompok
4.
Diskusi panel
f.
Wawancara, wawancara sebagai suatu kegiatan
dalam pelajaran berbicara, maka hal yang perlu diperhatikan yaitu pihak yang
diwawancarai sudah mempersiapkan pokok masalah yang dibicarakan. Pewawancara
harus memeprsiapkan pertanyaan-pertanyaan, guru bertugas membimbing kearah
pemakaian kalimat. Kegiatan wawancara dapat dilakukan dalam bentuk, wawancara
dengan tamu, wawancara dengan teman sekelas.
g.
Drama,
dalam kegiatan ini tentunya ada beberapa siswa yang ditunjuk sebagai pemain,
sedangkan bagi yang lainsebagai penonton. Dalam hal ini, penonton dapat
memperoleh ospek reseptif (mendengarkan dan memahami). Tujuan latihan berbicara
denga dramauntuk mengarahkan siswa kepada pemakaian kalimatdan ungkapan yang
baik dan memupuk keberanian siswa
h.
Pidato,
dalam kegiatan ini siswa sudah mempunyai pengalaman dalam kegitan berbicara,
baik percajapan, bercerita, wawacara, diskusi. Karena pidato membutuhkan gaya
bahasa yang lebih baik. Pengajar dalam hal ini harus mampu menanamkan
keterlibatan pendengar dan pembicara, untuk mencapai ini guru dapat
menghubungkan kegiatan mendengar dan menulis, misal siswa disuruh menulis
ringkas isi pidato dari setiap pembicara.[6]
C.
Keterampilan membaca
(Maharat Qira’at) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI
a.
Pengertian
Pembelajaran Qiro’ah
Membaca
(qira’ah) merupakan keterampilan menangkap makna dalamsimbol-simbol bunyi
tertulis yang terorganisir menurut sistem tertentu atau membaca nyaring
bermakna dan memahami berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam teks tertulis
dengan variasi tujuan komunikasi struktur kalimat dan ciri-ciri bahasanya.
b.
Tujuan
Pembelajaran Qiroah
Membaca
merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa ,lebih-lebih
bagi pembelajar bahasa arab non arabdan tinggal diluar negara-negara arab
seperti para pembelajar di Indonesia.
Tujuan
pembelajaran Qira’ah :
1.
Mengucapkan bunyi dari makhrajnya serta
membedakan bunyi huruf yang mirip.
2.
Menghubungkan tanda dengan makna.
3.
Memahami apa yang dibaca .
4.
Memperhatikan harakat panjang pendek.
5.
Berhenti pada tempat yang sesuai.
6.
Tidak mengulang-ulang kata pada saat membaca.[7]
c.
Metode
Pembelajaran Qiro’ah
Metode
pembelajaran qiro’ah jika menggunakan metode nahwu wa tarjamah maka secara ringkas
langkah-langkah pembelajaran membaca
1.
Guru memulai pelajaran dengan membacakan teks
bahasa arab
2.
Kemudian guru menerjemahkan teks terhadap
bahasa siswa
3.
Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan dari
guru
4.
Terakhir siswa mengulang bacaan yang telah dipelajari
Namun
berbeda jika menggunakan metode lain yang memperhatikan keterampilan lain. Maka
pelajaran dimulai dengan mengajukan seperangkat mufrodat dan tarkib dalam
konteks tertentu , dilanjutkan dengan berlatih menuturkan ,setelah siswa
mendengarkan itu semua kemudian siswa belajar mufradat dengan membaca. Bisa
dilihat seperti langkah-langkah berikut:[8]
1.
Guru membacakan beberapa kalimat dan jumlah
disertai penjelasan maknanya (dengan menggunakan gambar, isyarah, gerakan, peragaan,dll).
Setelah siswa paham kemudian guru menggunakan kalimat atau jumlah dalam
kominikasi praktis.
2.
Guru menyuruh siswa membuka buku dan membacakan
kalimat dan jumlah sekali lagi dan meminta siswa untuk mengulang lagi.
3.
Siswa mengulangi kalimat dan jumlah secara
bersama-sam ,kemudian kelas dibagi dua atau tiga kelompok ,setiap kelompok
diminta untuk mengulang-ulang sampai akhirnya guru memilih siswa secara acak
dan diikuti oleh siswa lainnya.
4.
Setelah siswa memahami kalimat dan jumlah,guru
menampilkan teks sederhana dan menyuruh siswa membaca dalam hati dalam waktu
yang cukup.
5.
Setelah guru merasa bahwa siswa secara umum
telah selesai membaca guru meminta siswa menghadap ke depan dan membiarkan buku
tetap terbuka.
6.
Sebaliknya guru tidak memberi toleran waktu
bagi yang belum selesai dan membiarkan mereka mengulangi teks pada waktu tanya
jawab. Ini mendorong siswa untuk membaca cepat.
7.
Guru mengajukan pertanyaan seputar teks dan
buku tetap terbuka karena guru tidak menguji hafalan siswa serta guru
mempersilakan siswa mencari jawaban dalam teks.
8.
Sebaiknya pertanyaan urut berdasarkan jawaban
dalam teks sehingga dapat diketahui sampai batas mana.
9.
Hendaknya pertanyaan –pertanyaan yang
membutuhkan jawaban pendek.
10.
Jika salah satu siswa tidak bisa menjawab
pertanyaan hendaknya pertanyaan itu diberikan kepada siswa yang lain.
11.
Memotivasi siswa untuk menjawab pertanyaan
12.
Sebaiknya guru mem berhentikan pertanyaan yang
sekirannya membuat perhatian
siswa melemah,
waktu yang ideal untuk Tanya jawab sekitar 20 sampai 25 menit.
13.
Setelah itu siswa mengulangi lagi bacaan dengan
membaca dalam hati,atau menyuruh siswa yang bagus bacaannya untuk membaca
dengan keras dan ditirukan oleh siswa yang lainnya.
14.
Terakhir mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan
yang jawabannya ada dalam teks untuk dijawab oleh teman-temannya.[9]
D.
Keterampilan
Menulis (Maharat Kitabat) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI
a.
Pengertian
Pembelajaran Kitabah
Kitabah(menulis)
merupakan keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya keterampilan ini harus
diurutkan setelah periode pelajaran yangmenekankan pada bunyi (marhalah
shawtiyyah). Marhalah tersebut lebih terfokuspada aspek menyimak dan
bicara.Kitabah sering difahami hanya sebatasmengkopi (naskh) dan mengeja
(tahajju’ah, namun kitabah sebenarnya jugamencakup beragam proses kognitif
untuk mengungkap apa yang diinginkanseseorang. Dengan demikian keterampilan ini
merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan lalu menyampaikan dalam
bentuk simbol- simbol huruf.Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah itu
sebenarnya adalah tergantung padabagaimana pula situasi dan kondisi belajar
atau peserta didiknya.
b.
Tujuan Pembelajaran Kitabah
Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal
yaitu:
1.
Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar
2.
Memperbaiki khoth
3.
Kemampuan mengucapkan pikiran secara jelas dan
detail
c.
Langkah-langkah Pembelajaran Kitabah
Terdapat
beberapa petunjuk umum berkaitan dengan menulis yaitu,
1.
Memperjelas materi yang dipelajari siswa
,maksudnya tidak menyuruh siswa menulis sebelum siswa mendengarkan dengan
baik,mampu membedakan pengucapannya dan telah kenal bacaan.
2.
Memberitahukan tujuan pembelajarannya kepada
siswa
3.
Memulai mengajarkan menulis dengan waktu yang
cukup
4.
Asas bertahap dari yang sederhana berlanjut ke
yang rumit,contoh pelajaran dimulai dengan:
a.
Menyalin huruf
b.
Menyalin kata
c.
Menulis kalimat sederhana
d.
Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks
atau percakapan
e.
Menulis jawaban atas pertanyaan –pertanyaan
f.
Imlak
g.
Mengarang terarah
h.
Mengarang bebas
4.
Kebebasan menulis
5.
Pembelajaran khath
6.
Pembelajaran imla[10]
0 komentar:
Posting Komentar