pembelajaran bahasa arab


salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah adalah Bahasa Arab. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan,dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif.

 
Pembelajaran Bahasa Arab di MI
Penulis:
Ninik Wahyuni

Menurut Al-Ghazzawi yang dikutip kembali oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan oleh masarakat dunia, yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 (dua ratus juta) umat manusia dan bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 (dua puluh) Negara. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa hidup, yang dipakai sehari-hari dan merupakan bahasa resmi di Saudi Arabia, Marokko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mesir, Sudan, Lebanon, Syria, Irak, Kuwait, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Palestina, dan beberapa negara di semenanjung Arabia. Di samping itu bahasa Arab juga merupakan bahasa kitab suci al-Qur'an dan al-Hadist. Bahasa Arab adalah bahasa ilmu pengetahuan agama Islam. Disamping digunakan sebagai alat komunikasi bahasa Arab juga dipakai sebagai bahasa ilmu pengetahuan, sehingga sangat menarik untuk dipelajari. Dalam ritual ibadah khususnya sholat, haji, dan doa juga menggunakan bahasa Arab.
Dari uraian singkat di atas, dapat dipahami bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam lebih mendalam, sebelumnya ia perlu menguasai bahasa Arab, karena dengan menguasai bahasa Arab pintu gerbang untuk mendalami al-Qur'an, hadist dan ilmu pendukungnya menjadi terbuka.
ôs)s9ur ãNn=÷ètR óOßg¯Rr& šcqä9qà)tƒ $yJ¯RÎ) ¼çmßJÏk=yèム֍t±o0 3 Üc$|¡Ïj9 Ï%©!$# šcrßÅsù=ムÏmøŠs9Î) @ÏJyfôãr& #x»ydur îb$|¡Ï9 ?Î1ttã êúüÎ7B ÇÊÉÌÈ  
Artinya:
dan Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang. (QS. An-nahl:103)
Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah adalah Bahasa Arab. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan,dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan represtif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab sangat  penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadis,serta kitab-kitanb berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
Oleh karena itu ,bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca( qira’ah) , dan menulis ( kitabah).[2]

A.       Keterampilan Menyimak (Istima’) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI.
                    Salah satu keterampilan berbahasa adalah menyimak, secara kronologis menyimak adalah keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh anak. Setelah anak dapat menyimak, mereka baru dapat berbicara, membaca dan menulis.                 
            Keterampilan menyimak hakikatnya merupakan proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman,apresiasi,serta interpelasi untuk memperoleh informasi,menangkap isi,serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran ( bahasa lisan ).
Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan yang menuntut keterampilan menyimak sepeti  percakapan dalam lingkungan keluarga, teman sekelas dan tetangga. Begitu juga dengan para siswa yang mengikuti proses pembelajran harus mampu menyimak bila ingin maju dalam pendidikannya. Dan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pembelajaran bahasa lisan khususnya menyimak dan berbicara adalah memilih teknik yang tepat. Ketika memilih teknik untuk membahas suatu topik tentunya harus mempertimbangkan kemampuan guru, tingkat pemahaman siswa, serta karakteristik kelas karena setiap kelas memiliki, karena setiap kelas memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih teknik yang tepat dalam pengajaran menyimak, yaitu sebagai berikut:

  1. Kemampuan menyimak adalah kemampuan yang pertam-tama dimiliki siswa, apalagi jika mereka belum diperkenalkan pada bahasa tulis
  2. Menyimak tidak seperti membaca
  3. Materi menyimak harus menarik, jelas dan pemilihan kata yang sederhana sesuai dengan tingkat pemahaman siswa
  4. Melalui kegiatan menyimak dapat menghidupkan suasana kelas yang tadinya positif menjadi aktif lagi
  5. Jangan selalu mengandalkan ketersediaan sarana penunjang.[3]
Adapun teknik pengajaran menyimak dalam pengajaran Bahasa Arab di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah yaitu sebagai berikut:
1.      Dengar dan Lakukan
a.         Instruksi
Guru melatih siswa dengan memberikan input berupa instruksi yang selama pelajaran berlangsung. Pertama-tama guru mengucapkan suatu instruksi dan melengkapi pernyataan tersebut dengan gerakan kepada siswa apa uang harus dilakukan siswa. Biasanya model kalimat yang diucapkan berupa kalimat perintah. Dengan begitu, semakin banyak dan bervariasi intruksi yang digunakan oleh guru, semakin banyak pula perbendaharaan tata dan ungkapan yang dimiliki siswa.
b.         Dengar dan Bergerak
Dengar dan bergerak merupakan salah satu kegiatan menyimak yang melibatkan gerakan fisik. Para siswa akan antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan guru memiliki banyak peluang untuk berkereasi kerena begitu banyak variasi gerakan fisik yang dapat dilakukan bersama-sama dengan para siswa.
c.         Menirukan Cerita
Dalam kegiatan ini, guru menciptakan situasi bercerita dan mengajak para siswa ikut dalam situasi cerita dengan melakukan atau menirukan gerakan yang ada dalam cerita tersebut, seperti mendayung sampan dan menarik tali. Dengan demikian, siswa akan senang dan selalu menunggu gurunya mengajak melakukannya lagi.
d.        Menggambar atau Mewarnai Gambar
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling disenangi siswa. Namun, menggambar atau mewarnai gambar itu memerlukan waktu yang cukup lama. Jadi ketika guru memberikan input secara lisan, guru juga harus memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan perbagian dari suatu gambar.

2.      Menyimak Untuk Tujuan Pemahaman
Dalam hal ini, siswa tidak lagi harus melakukan kegiatan fisik, tetapi lebih pada pemahaman isi pesan secara keseluruhan. Adapun ada beberapa teknik yang bisa dilakukan yaitu:
a.       Latihan Mengidentifikasi
Dalam latihan ini guru mendeskripsikan salah seorang siswa atau bisa juga benda lain, kemudian siswa yang lain akan menebak sesuatu yang baru dideskripsikan. Siswa akan sangat terbantu jika guru menyediakan media seperti gambar, dan gambar tersebut tidak harus bagus dan sempurna, tetapi sesuai dengan deskripsi yang diberikan secara lisan.
b.      Mencari Kesalahan
Dalam latihan ini, guru mendeskripsikan suatu gambara yang disertai teks yang mendeskripsikan gambar tersebut, namun guru menyisipkan beberapa deskripsi yang tidak sesuai dengan gambar. Lalu siswa diminta mengidentifikasi apa yang salah dari gambar tersebut.
c.       Mengurutkan Gambar Sesuai dengan Urutan Kejadiannya
Dalam kegiatan ini, siswa diminta mengurutkan gambar harus sesuai dengan wacana yang dibacakan oleh guru atau diperdengarkan melalui kaset. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini perlu disediakan media berupa gambar-gambar.
d.      Melengkapi Informasi yang Belum Tercantum
Guru bisa memakai suatu teks pendek atau nyanyian dan menghilangkan beberapa kata, siswa diminta melengkapinya sambil mendengarkan teks yang dibacakan oleh guru
e.       Mendengarkan dan Menirukan
Kegiatan ini sangat menyenangkan bagi siswa karena mereka dapat bermain-main dengan bahasa dengan contoh pengucapan, penekanan, intonasi dan irama yang bisa menggugah semangat dan motivasi untuk berpartisipasi
f.       Latihan Pengucapan Intonasi
Dalam latihan ini, guru memberikan input suatu pola, misalnya guru mengucapkan kalimat Tanya dengan pengucapan dan intonasi yang benar, lalu siswa menirukan beberapa kali secara bersama-sama kemudian satu-satu secra bergantian.
g.      Menyanyi
Siswa diminta untuk menirukan baris-berbaris, kata-perkata dan pengucapannya harus benar. Siswa pelan-pelan akan mulai menirukan dan akhirnya mereka dapat menyanyikan satu lagu secara utuh. Setelah lancer satu lagu bisa disertai dengan gerakan yang sesuai dengan arti kata dalam lagu tersebut.
h.      Mendengarkan Cerita
Dalam kegiatan ini, guru bisa membaca cerita atau bercerita, kalau bercerita guru lebih leluasa berimprovisasi dan melakukan gerakan dengan kedua tangan karena tidak memegang buku, sedangkan membaca cerita guru harus memegang buku cerita dan membacakan cerita tanpa mengubah apapun. Tapi untuk lebih menarik lagi, tentunya harus disertai dengan improvisasi suara, ditambah gerakan dan ekspresi wajah.[4]
B.       Keterampilan berbicara (Maharat Kalam) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI
Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk Bahasa Arab. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyiamak yang di dalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucapkan. Adapun sebelum melakukan pembelajaran tentang keterampilan berbicara, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
1.      Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Arab adalah keterampilan yang mudah dikuasai
2.      Keterampilan berbicara diajarkan dengan model yang benar
3.      Keterbatasan bahasa arab yang dimiliki oleh siswa
4.      Pada saat siswa menanyakan hal yang tidak diketahui maka guru harus segera menjawabnya atau memberitahu
5.       Kurangnya penggunaa baha arab pada saat mereka berbicara
6.      Perlu ada keseimbangan antara aktivitas terkendali dan terpadu
7.      Ada waktu yang tepat untuk memberikan koreksi dan harus dilakukan dengan penuh pertimbangan.[5]
Bagi seorang guru ataupun pengajar, pada saat kegiatan pembelajaran mereka tentunya menetukakn suatu strategi atau teknik yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. Dalam hal ini ada beberapa strategi ataupun teknik yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk keterampilan Bahasa Arab secara lisan dalam hal keterampilan yang sifatnya berbicara. Adapun dalam pembagiannya dibagi kedalam dua hal, yaitu:
1.      Strategi pembelajaran kalam (berbicara)
Sebagai langkah awal yang bisa dilakukan guru dalam proses pembelajaran kalam yaitu:
a.         Bagi pembelajar mubtadi’ (pemula)
1.      Guru melatih berbicara dengan memberi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
2.      Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran
3.      Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh siswa sehingga berakhir membentuk sebuah tema yang sempurna
4.      Guru bisa menyuruh siswa menjawab latihan-latihan, menghafal percakapan, atau menjawab pertanyaan dari teks
b.        Bagi pembelajar mutawasith (lanjutan)
1.        Belajar berbicara dengan bermain peran
2.        Berdiskusi tentang tema tertentu
3.        Bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada siswa
4.        Bercerita tentang informasi yang telah didengar dari tv, radio ataupun yang lain
c.         Bagi pembelajar mutaqaddim (tingkat atas)
1.        Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam
2.        Tema yang dipilih hendaknya menarik berhubungan dengan kehidupan siswa
3.        Tema harus jelas
4.        Siswa memilih dua tema atau lebih, sesuai apa yang mereka ketahui
2.      Teknik Pengajaran Kemahiran Berbicara
Pada dasarnya tujuan dari latihan berbicara (pengucapan) adalah kemampuan ekspresi yaitu mengemukakan ide  atau fikiran atau perasaan kepada orang lain. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka kita harus mahir dalam berbicara.
Adapun hal yang dapat dilakukan seorang guru dalam melatih siswa dalam berbicara, yaitu sebagai berikut:
a.       Latihan asosiasi dan identivikasi, tujuannya yaitu untuk melatih spontanitas, kecepatan dalam megidentifokasi dan mengasosiasikan makna ajaran yang didengarnya. Misalnya, guru menulis di papan tulis beberapa kategori atau jenis benda, siswa diminta meningatnya kemudian guru membuat suatu kata benda dan siswa menyebutkan jenis benda tersebut.
b.      Latihan pada kalimat, dalam hal pula kalimat ini pada dasarnya teknik pengajarannya sudah dibahas di bab qowa’id yang didalamnya terbagi menjadi 3 latihan yaitu, latihan mekanis, latihan bermakna, latihan komunikatif. Dan ketiga hal tersebut jika dipraktikan secara lisan merupakan permulaan dari latihan percakapan.
c.       Latihan percakapan, dalam hal ini kita akan memperboleh berbagai aspek yaitu bahasa, sosial budaya (sopan santun), gerak gerik (bahasa tubuh). Banyak teknik yang dapat dilakukan dalam latihan percakapan ini misalnya dalam model Tanya jawab, menghafalkan dialog, percakapan terpimpin, percakapan bebas
d.      Bercerita, bercerita merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, tapi terkadang siksaan bagi siswa karena mereka tidak punya gambaran tentang apa yang akan diceritakan. Dan mendengarkan cerita kadang juga menjenuhkan bagi siswa. Jadi dalam hal ini guru harus bisa mengatasi masalah-masalah tersebut, misalnya dalam kejemuan dapat diatasi dengaan cerita.
e.       Diskusi, ada beberapa model yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1.      Diskusi dua kelompok berhadapan
2.      Diskusi kelas bebas, guru memberi topik kemudian siswa mengemukakan pendapatnya sesuai topic tersebut
3.      Diskusi kelompok
4.      Diskusi panel
f.    Wawancara, wawancara sebagai suatu kegiatan dalam pelajaran berbicara, maka hal yang perlu diperhatikan yaitu pihak yang diwawancarai sudah mempersiapkan pokok masalah yang dibicarakan. Pewawancara harus memeprsiapkan pertanyaan-pertanyaan, guru bertugas membimbing kearah pemakaian kalimat. Kegiatan wawancara dapat dilakukan dalam bentuk, wawancara dengan tamu, wawancara dengan teman sekelas.
g.    Drama, dalam kegiatan ini tentunya ada beberapa siswa yang ditunjuk sebagai pemain, sedangkan bagi yang lainsebagai penonton. Dalam hal ini, penonton dapat memperoleh ospek reseptif (mendengarkan dan memahami). Tujuan latihan berbicara denga dramauntuk mengarahkan siswa kepada pemakaian kalimatdan ungkapan yang baik dan memupuk keberanian siswa
h.    Pidato, dalam kegiatan ini siswa sudah mempunyai pengalaman dalam kegitan berbicara, baik percajapan, bercerita, wawacara, diskusi. Karena pidato membutuhkan gaya bahasa yang lebih baik. Pengajar dalam hal ini harus mampu menanamkan keterlibatan pendengar dan pembicara, untuk mencapai ini guru dapat menghubungkan kegiatan mendengar dan menulis, misal siswa disuruh menulis ringkas isi pidato dari setiap pembicara.[6]
C.            Keterampilan membaca (Maharat Qira’at) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI
a.      Pengertian Pembelajaran Qiro’ah
Membaca (qira’ah) merupakan keterampilan menangkap makna dalamsimbol-simbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem tertentu atau membaca nyaring bermakna dan memahami berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam teks tertulis dengan variasi tujuan komunikasi struktur kalimat dan ciri-ciri bahasanya.
b.      Tujuan Pembelajaran Qiroah
Membaca merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa ,lebih-lebih bagi pembelajar bahasa arab non arabdan tinggal diluar negara-negara arab seperti para pembelajar di Indonesia.
Tujuan pembelajaran Qira’ah :
1.         Mengucapkan bunyi dari makhrajnya serta membedakan bunyi huruf yang mirip.
2.         Menghubungkan tanda dengan makna.
3.         Memahami apa yang dibaca .
4.         Memperhatikan harakat panjang pendek.
5.         Berhenti pada tempat yang sesuai.
6.         Tidak mengulang-ulang kata pada saat membaca.[7]
c.       Metode Pembelajaran Qiro’ah
Metode pembelajaran qiro’ah jika menggunakan metode nahwu wa tarjamah maka secara ringkas langkah-langkah pembelajaran membaca  
1.         Guru memulai pelajaran dengan membacakan teks bahasa arab
2.         Kemudian guru menerjemahkan teks terhadap bahasa siswa
3.         Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan dari guru
4.         Terakhir siswa mengulang bacaan yang telah dipelajari
Namun berbeda jika menggunakan metode lain yang memperhatikan keterampilan lain. Maka pelajaran dimulai dengan mengajukan seperangkat mufrodat dan tarkib dalam konteks tertentu , dilanjutkan dengan berlatih menuturkan ,setelah siswa mendengarkan itu semua kemudian siswa belajar mufradat dengan membaca. Bisa dilihat seperti langkah-langkah berikut:[8]
1.         Guru membacakan beberapa kalimat dan jumlah disertai penjelasan maknanya (dengan menggunakan gambar, isyarah, gerakan, peragaan,dll). Setelah siswa paham kemudian guru menggunakan kalimat atau jumlah dalam kominikasi praktis.
2.         Guru menyuruh siswa membuka buku dan membacakan kalimat dan jumlah sekali lagi dan meminta siswa untuk mengulang lagi.
3.         Siswa mengulangi kalimat dan jumlah secara bersama-sam ,kemudian kelas dibagi dua atau tiga kelompok ,setiap kelompok diminta untuk mengulang-ulang sampai akhirnya guru memilih siswa secara acak dan diikuti oleh siswa lainnya.
4.         Setelah siswa memahami kalimat dan jumlah,guru menampilkan teks sederhana dan menyuruh siswa membaca dalam hati dalam waktu yang cukup.
5.         Setelah guru merasa bahwa siswa secara umum telah selesai membaca guru meminta siswa menghadap ke depan dan membiarkan buku tetap terbuka.
6.         Sebaliknya guru tidak memberi toleran waktu bagi yang belum selesai dan membiarkan mereka mengulangi teks pada waktu tanya jawab. Ini mendorong siswa untuk membaca cepat.
7.         Guru mengajukan pertanyaan seputar teks dan buku tetap terbuka karena guru tidak menguji hafalan siswa serta guru mempersilakan siswa mencari jawaban dalam teks.
8.         Sebaiknya pertanyaan urut berdasarkan jawaban dalam teks sehingga dapat diketahui sampai batas mana.
9.         Hendaknya pertanyaan –pertanyaan yang membutuhkan jawaban pendek.
10.     Jika salah satu siswa tidak bisa menjawab pertanyaan hendaknya pertanyaan itu diberikan kepada siswa yang lain.
11.     Memotivasi siswa untuk menjawab pertanyaan
12.     Sebaiknya guru mem berhentikan pertanyaan yang sekirannya membuat perhatian
siswa melemah, waktu yang ideal untuk Tanya jawab sekitar 20 sampai 25 menit.
13.     Setelah itu siswa mengulangi lagi bacaan dengan membaca dalam hati,atau menyuruh siswa yang bagus bacaannya untuk membaca dengan keras dan ditirukan oleh siswa yang lainnya.
14.     Terakhir mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan yang jawabannya ada dalam teks untuk dijawab oleh teman-temannya.[9]
D.      Keterampilan Menulis (Maharat Kitabat) Pada Pembelajaran Bahasa Arab di MI
a.         Pengertian Pembelajaran Kitabah
Kitabah(menulis) merupakan keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya keterampilan ini harus diurutkan setelah periode pelajaran yangmenekankan pada bunyi (marhalah shawtiyyah). Marhalah tersebut lebih terfokuspada aspek menyimak dan bicara.Kitabah sering difahami hanya sebatasmengkopi (naskh) dan mengeja (tahajju’ah, namun kitabah sebenarnya jugamencakup beragam proses kognitif untuk mengungkap apa yang diinginkanseseorang. Dengan demikian keterampilan ini merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan lalu menyampaikan dalam bentuk simbol- simbol huruf.Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah itu sebenarnya adalah tergantung padabagaimana pula situasi dan kondisi belajar atau peserta didiknya.
b.         Tujuan Pembelajaran Kitabah
Pembelajaran menulis terpusat pada tiga hal yaitu:
1.              Kemampuan menulis dengan tulisan yang benar
2.              Memperbaiki khoth
3.              Kemampuan mengucapkan pikiran secara jelas dan detail
c.       Langkah-langkah Pembelajaran Kitabah
Terdapat beberapa petunjuk umum berkaitan dengan menulis yaitu,
1.        Memperjelas materi yang dipelajari siswa ,maksudnya tidak menyuruh siswa menulis sebelum siswa mendengarkan dengan baik,mampu membedakan pengucapannya dan telah kenal bacaan.
2.        Memberitahukan tujuan pembelajarannya kepada siswa
3.        Memulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup
4.        Asas bertahap dari yang sederhana berlanjut ke yang rumit,contoh pelajaran dimulai dengan:
a.         Menyalin huruf
b.        Menyalin kata
c.         Menulis kalimat sederhana
d.        Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks atau percakapan
e.         Menulis jawaban atas pertanyaan –pertanyaan
f.         Imlak
g.        Mengarang terarah
h.        Mengarang bebas
4.      Kebebasan menulis
5.      Pembelajaran khath
6.      Pembelajaran imla[10]


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar